BIOGRAFI
YUBAHAR
DATUK SIAGA
Yubahar yang biasa dipanggil Buya merupakan salah satu tokoh dan
sekaligus Sejarahwan dari Garagahan yang memiliki peran penting dalam penulisan
beberapa buku sejarah tentang Nagari Garagahan yang bisa diwarisi dan dibaca oleh
generasi berikutnya sampai saat sekarang ini, disamping itu beliau juga
merupakan Pejuang dalam Kemerdekan Republik Indonesia.
Berikut sejarah
singkat tentang beliau yang dikutip sesuai dengan aslinya yang tertulis di buku
harian beliau ;
Yubahar Lahir
Pada Tanggal 30 Agustus 1922
Mulai menempuh
pendidikan di sekolah Gubernemen pada tahun 1930 dan menamatkanpendidikannya
pada 1 Agustus 1935.
Melanjutkan
pendidikan Sekolah Lanjutan Swasta yang bernama Taman Pendidikan di Lubuk
Basung selama 3 Tahun (1935-1937), dengan mata pelajaran Agama Islam, Bahasa
Belanda, Bahasa Inggris dan Teknik Pertukangan.
Pada tahun 1939, Yubahar menikah dengan Nurniah yang
merupakan anak dari Mamak beliau yang bernama Latif bergelar Datuk Siaga.
Pada tahun 1941
Yubahar melanjutkan pendidikan Diploma di Padang.
Pada tahun 1943
disaat Indonesia memerangi Belanda, tentara Jepang masuk ke Indonesia. Maka
menjadi kesempatan bagi pemuda Indonesia untuk menciptakan kemerdekaan. Untuk
itu pada tiap-tiap Nagari dibentuk Laskar Rakyat dengan nama bahasa Jepang “
KOENBO”
Pada Tahun 1943
– 1945, Yubahar menjabat sebagai Sekretaris Pemimpin Laskar Rakyat Nagari
Garagahan.
Pada tahun 1945,
Jepang Kalah perang dan menyerah pada Sekutu. 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamasikan Kemerdekaannya. Maka tiap-tiap nagari dibentuk Komite Nasional
1946 untuk mempertahankan kemerdekaan menghadapi Agresi Belanda yang ingin
kembali menguasai Indonesia.
Pada tahun 1945
– 1948 Yubahar menjabat sebagai Sekretaris Komite Nasional Nagari Garagahan.
Pada tahun 1948
– 1949 menjabat pula sebagai Sekretaris Kepala Nagari Garagahan.
Pada Tahun 1950
– 1960 Menduduki Jabatan sebagai Wali Nagari Garagahan.
Pada Tahun 1952 dalam menjabat Wali Nagari Garagahan, mengikuti kursus Pamong Desa di Bukittinggi
Pada Tanggal 26
Juli 1966 dinobatkan menjadi Penghulu membawakan gelar Datuk Siaga yang ke 14
yang merupakan Rajo Alam di Nagari Garagahan.
Pada Tanggal 28
September 1966 dengan surat Keputusan Bupati kepala Daerah Kabupaten Agam
diangkat menjadi Anggota Badan Musyawarah Nagari Garagahan sampai dengan 28
September 1969.
Pada Tahun 1968
dipilih menjadi Ketua Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) Garagahan serta menjabat
sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau ( LKAAM ) Kecamatan Lubuk
Basung.
Pada Tanggal 31
Juli 1969 menjadi Anggota Presidium Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau
Kabupaten Agam di Bukittinggi sampai pada tahun 1976.
Pada tanggal 24
Pebruari 1977 mendapat kunjungan dari Menteri Pertanian Republik Indonesia dan
ditunggu di Simpang Lapau Talang.
Pada tanggal 2
April 1977 dipilih menjadi Ketua Lembaga Sosial Desa
Pada tahun 1977
mengikuti kursus cepat Pelita II dan K.B di Kecamatan Lubuk Basung.
Pada tanggal
9-11 Januari 1978 mengikuti Penataran yang bertema Mensukseskan sidang umum MPR
RI di Gedung DPRD Agam Bukittinggi.
Tahun 1989
ditunjuk sebagai Pembina Koperasi ( KUD ) Nagari Garagahan.
Sebagai seorang
Tokoh dan juga Penulis Sejarah, beliau sering Membuat dokumentasi terhadap
perjalan ke beberapa daerah, seperti :
Pada tahun 1975 mengunjungi kota medan
dan Belawan, terlihat beliau menggunakan peci dan baju putih
|
Tugu
Emas Jakarta yang beliau dokumentasikan pada tahun 1973
|
Salah
satu jalan besar di Jakarta yang beliau foto pada tahun 1969
|
Jembatan
Simanggi Jakarta yang beliau dokumentasikan pada tahun 1969
|