N A G A R I G A R A G A H A N
A S A L U S U
L S E J A R A H N Y A
Menurut keterangan yang diperdapat
dari nenek – nenek orang nan tuo-tuo secara turun tumurun menurut waris nan
jawek bajawek dalam Nagari Geragahan adalah asal mulanya Nagari Geragahan ini,
telah ada sebelum adanya Banagari Tiku, Pariaman dan Sintuk jo Lubuk Alung,
kira-kira pada abad ke 13 msh.
Asal keturunan mula-mula nenek-nenek
dari Luak Tanah Datar Pariangan Padang Panjang sebanyak 12 (dua belas) orang
membawa keluarga-keluarga masiang-masing (anak kemenakan), yang mula-mulanya
bertempat tinggal di dataran Ulak Gunung Tanjung Raya sekarang yang kemudian
tempat itu bernama “Simpang Sari Manis”.
Dari Simpang Sari Manis itu
nenek-nenek kita nan 12 orang tsb bersimpang turun (jalan) yaitu:
4 (empat) orang Nenek turun ke
sekitar daerah Danau Maninjau sekarang, yang bernama gelar:
1. Nenek Rajo Endah.
2. Nenek Rajo Dubalng.
3. Nenek Tumbasa.
4.Nenek Rangkayo Basa.
Keempat oranng Nenek tsb
melewangi daerah sekitar Danau Maninjau sekarang.
3 (tiga) orang Nenek
turun ke Geragahan Padang Sialang, bernama gelar:
1.Nenek Tuan Pandan Suku
Caniago.
2.Nenek
Patih Pahlawan Suku Tanjung.
3.Nenek
Majo Lelo Suku Piliang.
Ketiga orang Nenek tsb
melewangi daerah semenjak dari Gunung Memelintang hilir, kebarat sampai ke
laut nan sididih dan mearah rantau
Pasaman ke Topik Tapian Kandis sekarang.
5 (lima) orang nenek turun
ke Kota Bimo, mearah Pasir Laut. Yaitu Nagari-nagari dalam XII Koto Kabupaten
Padang Pariaman sekarang, bernama gelar:
1.Nenek Bandaharo.
2.Nenek Tundaro
3.Nenek Sunaro
4.Nenek Mangkudum Sati
5.Nenek Lelo Bangso
Kelima Nenek tsb melewangi pula daerah
semenjak dari Gunung Tigo Hilir sampai kelaut (Daerah XII tersebut di atas).
Kedua belas orang
Nenek kita tesebut dahulunya masa itu disebut atau dipandang sebagai Raja (Raja
12) dirantau pesisir Nagari-nagari nan diulah gunung, disebutkan Nagari Rantau
nan Barajo diluar Luak nan tigo.
Maka anak-anak dan
kemenakan-kemenakan dari Nenek kita nan 12 orang itu berkembanglah dalam daerah
Nagari Rantau Nan Barajo ini yaitu:
“Hulu Danau – Muaro
Tiku, Baramban XII Koto, Geragahan”
P E R K E M B A N G A N N A G
A R I
Sesudah berapa
lamanya, anak dan kemenakan sudah mulai banyak berkembang mendiami
tempat-tempat dalam daerah rantau ini, banyak pula terdapat olehnya
tempat-tempat yang diagah-agahan atau ditakuti, umpanya dipandang sakti.
Batang
kayu2an yang besar.
Lubuk
air yang dalam.
Batu
yang besar-besar.
Maka
oleh karena dalam Nagari ini banyak yang agahan, maka bernamalah Nagari
Garagahan yang asal katanya Agahan.
Semboyannya ;
Laut sakti – rantau
batuah.
Sakti di nan bana – tuah
di nan sakato.
Kira-kita
abad ke 15 masehi datanglah daulat2 dari Pagaruyuang menjalani daerah Rantau
Geragahan ini, bertemu dengan Nenek-nenek kita di Geragahan. Oleh karena anak
kemenakan (rakyat) sudah mulai banyak, maka disuruhlah Nenek-nenek kita dalam
Nagari ini mendirikan Penghulu-penghulu untuk mengatur rakyat Nagari.
Perintah Daulat itu
diterima oleh Nenek-nenek kita, maka didirikanlah Penghulu-penghulu dan
diaturlah Nagari-nagari menurut Adat asal dari Luak Tanah Datar Pariangan
Padang Panjang yaitu:
“A d a t K o
t o P i l i a n g”
1.Rajo adat 3 Salo (3
orang).
2.Basa adat 4 Balai (4
orang).
3.Penghulu handiko dalam
nagari.
Maka terdirilah
Penghulu-penghulu dan Nagari-nagari didaerah Rantau Geragahan ini sebanyak 4
(empat) buah nagari.
1.
Nagari Geragahan
sebagai Tiang panjang dalam adat.
2.
Nagari Manggopoh
sebagai Batu sandi dalam adat.
3.
Nagari Bawan
sebagai rasuk palanca dalam adat.
4.
Nagari Tiku
sebagai tonggak bubungan dalam adat.
Keempat Nagari tersebut
bagaikan sebuah rumah gadang tempat bersidang nenek-nenek kita nan 12 memberi
pengarahan, menghukum dan meng-adilkan menurut sepanjang adat.
Tersebut
Bawan selebar Bawan.
12
Bimba di dalamnya.
Maksud/artinya, di Nagari
Bawan itu dahulunya pernah nenek-nenek kita bertempat rapat musyawarah
memberikan pengarahan/lewangan adat pada Nagari-nagari sekitarnya (arah Rantau
Pasaman).
Demikianlah mulanya
Nagari-nagari dalam daerah Rantau Geragahan ini, dahulunya dibawah lindungan
Nenek-nenek kita sebagai Rajo Alam di Rantau ini bergala “Alam Bagaga”.
Keempat (4) Nagari-nagari
tersebut diataslah yang mempunyai hak Ulayat Hutan-tanah, air/sungai-sungai
sekarang, yang berbatas sepadan yaitu:
a.
Sebelah Utara
dengan daerah Pasaman Tompek tapian Kandis
b.
Sebelah Selatan
dengan daerah XII Koto Kabupaten Padang Pariaman sekarang.
c.
Sebelah Timur
dengan Bukit Barisan Gunung Silayang dan daerah XII Koto Kabupaten Padang
Pariaman sekarng.
d.
Sebelah Barat
dengan Pantai Lautan Hindia.
Raja-raja adatnya sebagai
Pucuk Adat yang disebutkan sebagai Rajo-rajo nan 3 (tigo) selo, yaitu:
I.
Di Nagari
Garagahan :
1.
Datuk Siaga
2.
Datuk Rangkayo
Tanpalawan
3.
Datuk Mudo
II.
Di Nagarai
Manggopoh :
1.
Datuk Rajo
Bandaro
2.
Datuk Basa
3.
Datuk Tambijo
III.
Di Nagari Bawan :
1.
Datuk Rangkayo
Kacik
2.
Datuk Palimo
Dirajo
3.
Datuk Bagindo
Basa
IV.
Di Nagari Tiku :
1.
Datuk Rangkayo
Basa
2.
Datuk Rangkayo
Bungsu
3.
Datuk Rangkayo
Kacik
Oleh karena daerah Rabtau
ini sudah menjadi 4 (empat) Nagari, maka tanah-tanah Ulayat dibagi empat pula,
Kok Gadang diagih baumpuk – Kok ketek diagiah abonggok/sebagaimana hutan-tanah
ulayat-ulayat nagari nan 4 tersebut diatas sampai sekarang.
I.
Ulayat adat
Nagari Garagahan.
a.
Sebelah Timur
berbatas dengan Gunung Silayang, dan daeraha XII Koto Padang Pariaman sekarang.
b.
Sebelah Barat
berbatas dengan Nagari Manggopoh.
c.
Sebelah Utara
berbatas dengan Nagari Bawan.
d.
Sebelah Selatan
berbatas dengan daerah XII Koto Kabupaten Padang pariaman (Nagari III Koto Aur
Malintang) sekarang.
II.
Ualayat Nagari
Manggopoh
a.
Sebelah Timur
berbatas dengan Nagari Gerahan dan Nagari Bawan.
b.
Sebelah Barat
berbatas dengan Nagari Tiku.
c.
Sebelah Utara
berbatas dengan daerah Pasaman (Sungai Masang Kanan).
d.
Sebelah Selatan
berbatas dengan daerah XII Koto Kabupaten Padang Pariaman sekarang.
III.
Ulayat Nagari
Bawan
a.
Sebelah Timur
berbatas dengan Daerah Bukit Barisan Gunung Silayang dan Nagari Sitalang
sekarang.
b.
Sebelah Barat
berbatasab dengan Ulayat Nagari Mannggopoh.
c.
Sebelah Utara
berbatas dengan Nagari Tapian Kandis (Silaras Air).
d.
Sebelah Selatan
berbatas dengan Nagrai Geragahan.
IV.
Ulayat Adat
Nagari Tigo
a.
Sebelah Timur
berbatas dengan Nagari Manggopoh dan daerah XII Koto Kabupaten Padang Pariaman
sekarang.
b.
Sebelah Barat
berbatas dengan Laut nan Sedidih.
c.
Sebelah Utara
berbetas dengan daerah Pasaman Nagari Tiagan (Sungai Masang).
d.
Sebelah Selatan
berbatas dengan Laut.
Kemudian kira-kira pada abad
ke 17 masehi Nagari Garagahan menjadi 2 Nagari yaitu Garagahan lama dan
Garagahan baru, yaitu Nagari “Lubuk Basung” sekarang.
Disebutkan Geragahan baru
karena penduduknya yang baru datang nenek-nenek 7 suku, dinanti pula oleh
nenek-nenek nan 7 suku di Nagari Geragahan yang lama. Secara menurut adat. Kok
datangnyo tampak muko, dan kok perginyo tampak punggung – kan pergi bertanya dan
pulangnyo berberito dengan nenek-nenek nan 7 suku di Nagari Geragahan lama,
yaitu pendatang berasal dari tanah Daek, Sitingkai Tilatang Kamang dan Padang
Gadut.
Kira-kira pada abad ke 18
masehi datang pula penduduk dari Tanah Darek Sianok – Koto Gadang, meminta diam
pula di Nagari Garagahan ini cara menurut adat.
Maka oleh Nenek-nenek mamak
Garagahan lama dan Garagahan baru, semufakat pula menerimanya, dan diunjukan
pulalah tanah-tanah kosong yang akan didiaminya, yaitu tanah-tanah sekitar
Bukik Caliak dan Batang Piarau, yang sekarang menjadi Nagari “Kampung Pinang”.
Dengan demikian maka Ngari
Geragahan sekarang sudah menjadi 3 Nagari, yaitu :
1.
Gagahan,
2.
Lubuk Basung,
3.
Kampung Pinang.
Ketiga-tiga
Nagari tersebut berada dalam Lingkungan Ulayat adat hutan tanah Nagari
Garagahan, dan karena demikian antara Nagari Garagahan lama dengan Garagahan
baru (Lubuk Basung) sekarang diadakan kesatuan rapat adat yang anggotanya
nenek-nenek mamak orang nan 14 suku, yaitu:
1.
Dari geragahan
lama 7 suku
2.
Dari geragahan
baru 7 suku
Jumlahnya 14
suku
Transport 14 suku
Kemudian
ke 3 dari Kampung Pinang 7
suku pula
Berjumlah 21 suku
Maka bernama “Rapat Adat Sebuah
Bimba”
Dengan
cara perkembangan adat dan Nagari seperti demikianlah mulanya tumbuh
Nagari-nagari di alam Garagahan yang dapat kita nikmati bersama sampai masa
sekarang ini.
Geragahan,
4 Maret 1988
Penyusun
tulisan
(Yubahar Dt. Siaga)
Kemudian disalin/dikutip sesuai dengan
aslinya oleh:
Tata Usaha Kerapatn Adat
Nagari Geragahan
Kecamatan Lubuk Basung
Darlenen St. Jamil
NPAG.03030006969
(karakterdes)
daulat pagaruyung adalah maruhun sipado rajo adat itu sekarang ada di nagari sitalang
BalasHapusdaulat pagaruyung itu ada di nagari sitalang bergelar maruhunsipado
BalasHapusmantap sejarah nagari harus diwariskan turun temurun
BalasHapusOK mari kita wariskan sejarah agar tidak hilang...
BalasHapus